
Vaksinasi: Hak Kesehatan yang Masih Belum Dipahami Sepenuhnya oleh Masyarakat
Suatu penyakit sejatinya dapat dicegah dengan berbagai cara, seperti menjaga pola hidup sehat serta rajin untuk melakukan medical checkup. Selain itu, salah satu hal yang telah terbukti nyata dalam mencegah suatu penyakit adalah dengan vaksinasi. Vaksinasi merupakan salah satu upaya preventif paling efektif dalam mencegah penyebaran penyakit menular dan membentuk kekebalan kelompok (herd immunity).
Sayangnya, program ini seringkali terkendala pada masyarakat yang belum sepenuhnya dapat menerima tindakan pencegahan ini dengan berbagai alasan dan sudut pandang. Persepsi mereka tentang vaksinasi masihlah seputar efek yang ditimbulkan atau pada beberapa informasi keliru yang mereka terima mengenai vaksinasi.
Direktur imunisasi, dr. Prima Yosephine, MKM, menyampaikan melalui dinas kesehatan bahwa imuniasi merupakan salah satu intervensi kesehatan yang paling cost-effective dalam mencegah penyakit dan menyelamatkan 3,5 hingga 5 juta nyawa setiap tahun dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I).
Pada 2023, data WHO mencatat bahwa sekitar 14,5 juta anak di dunia tidak mendapatkan imunisai (zero dose), dengan Indonesia menempati posisi keenam tertinggi, yaitu 1.356.367 anak tidak menerima imunisasi dasar pada periode 2019-2023. Beberapa hal yang menjadi penyebab dari angka ini antara lain:
- 38% orang tua menolak imunisasi karena suntikan ganda, jadwal yang tidak sesuai (18%), dan kekhawatiran terhadap efek samping (12%) (Studi Nielsen – UNICEF Q3 2023).
- 47% anak tidak diimunisasi karena tidak diizinkan keluarga,
- 45% karena takut efek samping,
- 23% tidak mengetahui jadwal imunisasi,
- 22% menganggap imunisasi tidak penting (Survei Kesehatan Indonesia 2023).
- Kurangnya pemahaman masyarakat mengenai manfaat imunisasi.
- Penyebaran hoaks dan informasi yang keliru tentang imunisasi.
Penyebaran informasi
Media merupakan sebuah alat yang saat ini menjadi primadona dan memiliki peran krusial dalam penyebarluasan informasi terutama informasi benar mengenai berbagai hal termasuk vaksinasi.
Peran Media dalam Meningkatkan Kesadaran masyarakat cukup krusial, sebab orang-orang cenderung beracuan pada informasi di media. Apabila lebih banyak sumber informasi yang tidak valid, maka akan berpengaruh pula pada kesadaran masyarakat akan pentingnya vaksinasi juga imunisasi pada anak-anak.
Hoaks dan misinformasi nyatanya masih saja memberikan dampak dan menghambat peningkatan cakupan vaksinasi. Pemerintah serta pihak-pihak terkait perlu memberikan andil dalam memastikan bahwa masyarakat telah mendapatkan informasi yang akurat serta terpecaya.
Dalam 50 tahun terakhir, vaksinasi telah menyelamatkan setidaknya 154 juta jiwa, juga memberikan perkembangan sebanyak 40% kelangsungan hidup para bayi untuk bisa tumbuh. Vaksinasi dan imunisasi tidak hanya dapat menyelamatkan bayi dari berbagai jenis penyakit, namun juga dapat mencegah berbagai penyakit bagi orang dewasa maupun lansia seperti manfaat vaksin influenza, tetanus, serta HPV untuk para perempuan.
Namun faktanya, masih banyak masyarakat yang belum sepenuhnya bersedia menerima vaksin maupun imunisasi pada anak-anak. Secara global, satu dari lima anak masih belum menerima imunisasi rutin dengan berbagai alasan, utamanya adalah faktor pemahaman para orang tua. Menurut data WHO, setidaknya diperkirakan 1,5 juta anak meninggal setiap tahun akibat penyakit yang sebetulnya sudah tersedia vaksinasinya.
Penasihat Kesehatan Senior untuk Departemen Imunisasi, Vaksin, dan Biologi WHO sekaligus editor tamu menyampaikan bahwa vaksinasi dapat meningkatkan kesehatan dan mencegah kematian hanya jika digunakan untuk membentuk herd immunity. Sayangnya, keraguan terhadap vaksin masih menjadi isu penting untuk diatasi.
Keyakinan negatif masih menjadi faktor utama suatu komunitas masyarakat ragu tentang vaksinasi berupa mitos-mitos yang berkembang seprti bahwasannya vaksinasi pada perempuan dapat menyebabkan infertilitas, ketidakpercayaan terhadap tenaga kesehatan, serta kekhawatiran terhadap keamanan vaksin dimana seseorang yang sehat disuntikkan virus atau bakteri tertentu yang dipercaya dapat memberikan kekebalan terhadap penyakit tersebut tanpa merujuk pada bukti-bukti analisis yang telah diuji coba.
Salah satu kunci yang dirasa cukup efektif dalam menghilangkan ketakutan serta mengatasi kekhawatiran adalah adanya komunikasi yang efektif baik dari pemerintah maupun tenaga kesehatan. Mereka berperan penting dalam mengontrol informasi sehingga kesalahan informasi dapat diminimalisir dan herd immunity dapat terbentuk di masyarakat.
Komunikasi yang efektif adalah kunci untuk menghilangkan ketakutan, mengatasi kekhawatiran dan mempromosikan penerimaan vaksinasi.
Jenis-jenis vaksinasi utama
Dari banyaknya vaksinasi yang disediakan, beberapa merupakan vaksinasi yang memang krusial serta perlu diberikan mulai dai anak-anak seperti imuniasi maupun pada orang dewasa.
Berikut jenis vaksinasi yang dapat diterima orang dewasa:
- Vaksin Miningitis
- Vaksin HbsAg
- Vaksin Influenza
- Vaksin MMR
- Vaksin HPV
- Vaksin Tetanus
Beberapa sarana kesehatan telah dilengkapi dengan ijin pemberian vaksinasi bagi masyarakat umum, dimana juga dapat membantu pembentukan herd immunity untuk mencegah berkembangnya suatu penyakit.
Klinik Ultra Medica merupakan salah satu sarana kesehatan yang diberikan kepercayaan untuk dapat memberikan layanna vaksinasi guna turut serta dalam perbaikan kondisi kesehatan masyarakat Indonesia secara luas.
Bagi para pekerja luar negeri maupun pelajar yang hendak belajar ke luar negeri, beberapa negara tujuan memberikan syarat vaksinasi bagi para calon pendatang.
Yuk, kaya informasi mengenai vaksinasi serta bantu meningkatkan kesehatan masyarakat Indonesia dengan melakukan vaksinasi.***